Minggu, 15 Juni 2008

DUTA ROSUL UNTUK MEMBEBASKAN AL-QUDS

DUTA ROSUL UNTUK MEMBEBASKAN AL-QUDS

Al-Malik An-Nashir Shalahudin Al-Ayyubi tak sepicingpun melewatkan jaganya. Malam-malam berlalu di Qash Abu Salam dilaluinya dengan selalu berjaga-jaga. Dia menunggu kedatangan putra tercintanya, Hassanuddin, pulang dari Baitullah untuk berhaji. Berharap cemas akan bahaya menanti yang ditimbulkan oleh raja Al Kurk bernama Berna syang senantiasa mengganggu rombongan haji. Dendan dan amarah dalam dadanya menggejolak untuk menghukum raja lalim tersebut dan menendangnya kembali ke Perancis.

Amarah ini tidak hanya satu dua tahun bersemayam dalam dada Sultan Shalahuddin. Sejak lahir dari keluarga Kurdi, Shalahudin telah meletakkan dendamnya akan kebengisan tentara salib dari Eropa yang telah merebut negeri-negeri muslim. Merontokkan kehormatan umatnya dan membumihanguskan kota-kotanya. Tak urung seperti kota suci Al-Quds yang direbut pasukan salib pada tanggal 23 Sya’ban 492 H. penduduk dibantai tanpa perikemanusiaan setelah sebelumnya disiksa siang dan malam. Bahkan Raimond Dajil berkata,”….yang terlihat di jalan-jalan dan lapangan Al-Quds adalah timbunan kepala, kaki, dan tangan orang-orang Arab. Orang tidak bisa berjalan kecuali diatas bangkai. Itu dari sebagian yang mereka alami. Bangsa kami telah melewati batas dalam menumpahkan darah di Haikal Sulaiman.”

Seluruh penduduk Al-Quds, baik muslim, Yahudi, maupun Nasrani dibantai habis. Hingga mereka terpaksa membunuh diri dan kerabat mereka demi terhindar dari siksaan yang teramat pedih. Tak kurang 60.000 jiwa melayang hanya dalam tempo 8 hari.

Bukan itu saja, salah satu pusat kaum muslimin telah jatuh ke tangan Salib. Jalur ekonomi terganggu, hingga stabilitas keamanan seantro negeri muslim menjadi amat riskan.

Kegeraman yang telah bersemi sejak 88 tahun di setiap dada kaum muslim ini seakan memuncak di kepala Shalahudin. Satu tekadnya yaitu, membebaskan Al-Quds dan mengusir seluruh salibis ke Eropa. Langkah pertamanya adalah membebaskan jalur rombongan haji dari gangguan Bernas, raja terlalim Eropa. Lega hatinya ketika rombongan haji putranya selamat tanpa gangguan.

Diarahkannya pasukan menuju Al-Kurk. Rombongan ini didukung laskar-laskar dari berbagai negeri Islam, Dan Berhasil!!!. Al-Kurk dibebaskannya walaupun Bernas kabur entah kemana.

Duabelas ribu pasukan muslim diarahkan menuju Hittin, lokasi sebagian besar pasukan Salib menunggu. Lima puluh hingga enam puluh tiga ribu personel dipersiapkan tentara Salib untuk menghadang Shalahudin. Perang besarpun membayang didepan mata, mempertaruhkan penulisan sejarah berikutnya.

Shalahudin dan tentaranya melaju, merangsek Thibriyyah dan menguasai apa saja di dalamnya. Ia bangun benteng di atasnya dan ditinggalkannya untuk menghajar Bahriyah. Tak lama jalur perbekalan musuh terputus karena Bahriyah telah jatuh ke tangan Shalahudin. Kini satu target di pelupuk mata: menghajar salibis di Hittin demi membuka gerbang Al-Quds.

Sabtu pagi, 25 Robi’ul Awal 582 H kedua pasukan telah berhadap-hadapan. Matahari terbit dengan panasnya membakar kulit. Seakan Allah mengabulkan doa Shalahudin karena teriknya surya membuat titik kekuatan serangan Mujahiddin.

Shalahudin memerintahkan pasukan Nafathah (pelempar minyak) agar membombardir musuh dengan panah-panah api yang membakar rumput-rumput Hittin. Pasukan Salib kalang kabut, kuda mereka panik karena panasnya tanah yang diinjaknya. Pasukan salibis Eropa itu dihantam panas dari berbagai penjuru, sengatan matahari, panasnya api, dan panasnya tanah yang mereka injak. Kepanikan ini tidak disia-siakan oleh Shalahuddin.

Diperintahkannya para Mujahiddin untuk bersabar dan melipatgandakan kesabarannya. Takbir dikumandangkan bertalu-talu, menggelorakan setiap relung jiwa Mujahiddin kala itu. Dan Allah memberi pertolongan kepada mereka, 12.000 Mujahiddin Shalahuddin Al-Ayyubi.

Pada hari itu juga tidak kurang dari 8 jam, 30.000 pasukan Salib terbunuh, 30.000 sisanya tertangkap termasuk seluruh raja-raja salibis Eropa. Hingga Syahansyah berkata,”sejak kepergiannya ke Syam tahun 491H hingga hari itu, pasukan Perancis belum pernah ditimpa musibah sebesar kekalahan kali ini.”

Begitu besarnya kekalahan dan kehinaan yang yang dialami salibis Eropa, hingga dikabarkan oleh Ibnu Katsir bahwa beberapa petani menggiring tawanan 31 tentara Perancis. Mereka ikat tentara pilihan tersebut dengan tali tenda mereka. Saat salah satu petani putus sandalnya, dia jual salah satu tentara tersebut untuk membeli sandal yang baru.

Sultan Shalahuddin memenjatkan syukur yang dalam atas kegemilangan tersebut. Suatu waktu Shalahuddin pernah berkata,”Aku adalah duta Rosulullah SAW untuk menolong umatnya.”(sumber:agus-haris.net)

Tidak ada komentar:

SMA N 2 TAPAKTUAN

SMA N 2 TAPAKTUAN
Training Motivasi

PESANTERN AL-MUNJIYA LABUHAN HAJI

PESANTERN AL-MUNJIYA LABUHAN HAJI
Training ISQ

PEMUDA DAN PEMUDI KECAMATAN SAWANG, ACEH SELATAN

PEMUDA DAN PEMUDI KECAMATAN SAWANG, ACEH SELATAN
TRAINING MOTIVASI